Protein menjadi salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan selama kehamilan, karena berperan dalam proses pembentukan jaringan tubuh janin dan plasenta. Namun, apakah kekurangan protein selama hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya hamil anggur? Cari tahu faktanya pada artikel Medikacare berikut ini.
Hamil anggur atau mola hidatidosa dimana kondisi ketika sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi embrio dan plasenta malah menjadi sebuah massa abnormal yang tumbuh secara tidak terkendali. Kondisi ini sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa ibu hamil jika tidak segera ditangani.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko terjadinya hamil anggur, seperti usia ibu, riwayat keluarga, dan faktor lingkungan. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang secara langsung yang membuktikan bahwa kekurangan protein dengan risiko terjadinya hamil anggur.
Pentingnya protein saat hamil
Selama masa kehamilan, protein menjadi salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan ibu hamil. Zat gizi makro ini merupakan sumber energi yang mampu memperbaiki bagian tubuh yang mengalami perubahan saat hamil, seperti otak, otot, dan darah.Protein juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh bunda serta dapat membantu menjaga tekanan darah dan mencegah pembengkakan selama kehamilan. Untuk bayi, protein merupakan hal utama dalam proses pembentukan sel-sel tubuh, rambut, kuku, otot, dan kulit.
Dampak kekurangan protein saat hamil
Berikut beberapa dampak yang dapat terjadi jika ibu hamil tidak menerima asupan protein dengan cukup:1. Komplikasi kehamilan
Protein mengandung asam amino yang berperan dalam proses pertumbuhan dan fungsi sel normal. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi selama masa kehamilan, bunda berisiko mengalami berbagai komplikasi kehamilan, seperti gangguan pertumbuhan janin, preeklampsia dan persalinan prematur.2. Retensi cairan
Protein yang tidak tercukupi selama kehamilan berisiko membuat ibu hamil mengalami gangguan, seperti pembengkakan dan retensi cairan. Kadar protein yang rendah dalam darah ini menyebabkan terjadinya osmolaritas atau kekentalan darah yang rendah.Kondisi tersebut mengakibatkan cairan dari pembuluh darah mengalir keluar ke jaringan sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan.
3. Gangguan pada organ reproduksi
Kekurangan protein selama masa kehamilan dapat memengaruhi kesehatan organ reproduksi bunda, seperti memperburuk gejala endometriosis atau memperburuk kualitas sel telur.4. Rentan terkena infeksi
Protein juga diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bunda saat hamil. Kekurangan asupan protein membuat bunda lebih rentan terhadap infeksi pada masa kehamilan, seperti infeksi Streptococcus grup B, infeksi jamur vagina, toksoplasmosis, dan vaginosis bakterialis.5. Berisiko mengalami depresi postpartum
Kekurangan protein juga dapat memengaruhi kesehatan mental bunda. Sebuah studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang kekurangan protein selama masa kehamilannya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi postpartum atau depresi pasca persalinan.6. Kelainan kongenital pada janin
Kekurangan protein selama masa kehamilan juga dapat memengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko kelainan kongenital, seperti spina bifida dan hidrosefalus.Sangat penting bagi ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup, termasuk protein. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi protein dari sumber makanan yang sehat, seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
Selain mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, ibu hamil disarankan untuk menghindari makanan yang berisiko membahayakan kesehatan janin, seperti alkohol, kafein, dan makanan yang tidak aman atau terkontaminasi. Bunda juga disarankan untuk memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan secara rutin agar perkembangan janin terus terpantau.